Saturday, July 21, 2007

Sebungkus RoKOk menuju S.Si.


"Mas beliin garpit sebungkus" pinta ayahku sambil memberikan aku uang untuk membeli sebungkus rokok.

Ya betul rokok, benda berbentuk silinder, umumnya berwarna putih, dengan kertas khusus yang membukus rempah-rempah tembakau, cengkeh atau lainnya, yaaa semacam itu lah.........

Tapi, kata-kata itu tidak pernah terdengar lagi sejak aku masuk kuliah.
Kenapa?
Karena Ayahku Berhenti Merokok.

Ayahku sebelumnya adalah seorang perokok yang setiap harinya bisa menghabiskan 6 batang sampai sebungkus rokok dalam sehari. Kebiasaan merokoknya sudah dimulai sejak sebelum menikah dengan ibuku.
Walaupun beliau seoarang perokok, beliau suka mengingatkan pada anak-anaknya (aku dan adik-adikku), "Walaupun udah gede, jangan coba-coba merokok, awas ya!".

Sebelumnya ayahku pernah mencoba berhenti merokok, tapi setelah beberapa bulan berhenti, beliau kembali melanjutkan kebiasaan merokoknya.

Sedangkan saat ini beliau benar-benar dapat berhenti.
Kok bisa ya...?
Pada awal ayahku berhenti merokok, ibuku pernah berkata sambil tersenyum dan sedikit bercanda, "Bapa ngga ngerokok untuk kuliah mas".

Rokok??? Untuk kuliah????

Yap betul, sebungkus rokok yang ayahku tinggalkan, telah membawa diriku menuju S.Si saat ini, sehingga aku dapat mengajak ayah dan ibuku pada hari sabtu 21 Juli 2007 menuju Sabuga, bukan untuk berolah raga, tapi untuk ikut merayakan kebahagiaan. (alhamdulillah)

Namun, pasti banyak lagi alasan mulia yang mendorong ayahku untuk berhenti merokok.

Semoga semakin banyak ayah-ayah ataupun calon-calon ayah yang mau mengantarkan anaknya dengan rokoknya.


Johan Ardian, S.Si.
bin Zainal Mukarrom
^_^